Senin, 18 Juni 2012

Mudahnya TKI Kita Tertipu dengan Gaji Besar


Salah satu alasan mengapa sampai saat ini para pekerja kita mau menjadi buruh TKI ke luar negri yaitu susahnya mencari pekerjaan di Indonesia. Kalaupun ada gajinya sangat kecil. Maka banyak orang yang berpikir bahwa lebih enak kerja ke luar negri. Di sana kita sudah ada agen yang menyediakan fasilitas mess dan yang lainnya. Biaya yang harus dikeluarkan TKI untuk hidup di sana juga tinggi namun itu dapat tertutupi dengan tingginya gaji di sana.

Pikiran seperti itulah yang kadang menggiurkan setiap orang. Berbekal modal nekat dan tidak punya keahlian apa-apa. Pasti kalau jadi pembantu selalu kena omelan dan siksaan keji, belum lagi kalau ke luar negri dengan jalur gelap atau iegal. Pastinya di luar negri malah jadi kacau balau bisa terkena kasus berlipat ganda dan bisa-bisa langsung di jatuhi hukuman mati.

Sadar akan hal ini pemerintah selalu berupaya untuk menerapkan kebijakan formalisasi dalam penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) terutama yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga sudah menampakkan hasil yang cukup menggembirakan. Berdasarkan data Kemenakertrans, pada 2011 jumlah TKI formal yang ditempatkan ke luar negeri mencapai angka 264.756 orang (45,56 persen) sedangkan jumlah TKI informal berjumlah 316.325 orang (54,44 persen).

Daripada kita kita menjadi TKI lebih baik kita menjadi pengusaha. Kita manfaatkan saja teknologi yang ada. Dan berpikir apa yang tidak ada di desa kita, tekunlah selalu dalam memulai usaha siapa tau anda bisa ekspor hasil usaha anda. Jika anda tetap ingin menjadi TKI gunakanlah jalur resmi. Selalu mencari informasi kepada siapa saja tentang apa yang harus dipersiapkan dan keadaan negara tujuan. Anda juga harus mempunyai skill atau keahlian tertentu, misalnya anda bekerja di luar negri sebagai presiden direktur di salah satu perusahaan minyak.

Dengan adanya jabatan yang jelas di sana, tentunya anda terbebas dari masalah yang selama ini dialami para pahlawant devisa negara. Ini juga sejalan dengan rencana pemerintah yang terus menekan jumlah TKI yang selektif dalam menempatkan TKI, khususnya informal (sektor rumah tangga) ke luar negeri. Janganlah terkecoh akan keberhasilan tetangga kita yang telah sukses menjadi TKI. Pikir masak-masak, jangan sampai anda menjadi korban berikutnya.

Selepas dari hal ini pemerintah juga harus tetap memperbaiki kinerja KBRI di seluruh dunia, terurama negara yang mempekerjakan para TKI. Kasih perlindungan hukum bagi yang tersangkut masalah dengan majikan. Selesaikan segala persoalan menyangkut pahlawan devisa dengan sesegera mungkin. Karena dari catatan buruhmigran.or.id sampai saat ini tidak sedikit para tenaga kita pulang tinggal nama. Dan kasusnya seolah lenyap terbawa angin.




Sumber:
http://buruhmigran.or.id/topik/kisah-2/kisah/
http://www.sindonews.com/read/2012/05/22/450/633650/formalisasi-tki-domestik-mulai-diperketat

0 komentar:

Posting Komentar